Sahabat yang Baik…..Pernahkan
Anda mengamati Adik Anda ketika masih kecil? Ketika Dia berusia dibawah 2 tahun. Bila Anda mengamatinya, tentu akan
sering melihat hal-hal aneh yang dilakukannya. Bahkan mungkin itu sangat
berbahaya. Saya ambil contoh, yang paling sering terjadi adalah memasukkan
benda-benda tertentu ke dalam mulutnya. Apapun bisa ditelan atau minimal akan
diemutnya. Yang jelas bukan karena lapar, karena saya yakin susunya tidak
pernah telat.
Apakah Anda juga menyadari bahwa
Adik kecil juga selalu menirukan apa-apa yang kita katakan? Walau logat dan
kata-katanya belepotan, namun Dia selalu mencoba mengatakan seperti apa yang
biasa ia dengar. Lalu…..fenomena apakah ini? Ya…..Anak kecil adalah ahli menyontek. Dia memasukkan
benda-benda ke dalam mulutnya karena Di biasa melihat kita ( sebagai kakak,
Ortu, atau orang-orang di sekitarnya yang lain ) biasa memasukkan barang-barang
pula ke mulut kita dengan asyik. Adik kecil biasa menirukan perkataan kita,
walau kita tidak menyuruhnya. Ketika melihat kita melakukan sesuatu hal, Dia
pasti menyimpan hasrat untuk melakukannya juga.Berbahaya atau tidak itu bukan
urusannya. Bahkan jika kita melarangnya, maka tangisanlah yang akan pecah.
Dan ternyata, bertambah usia
bertambah unik pula Dia jadinya. Ketika di usia anak-anak, keahlian
menyonteknya tidak luntur. Jika Anda ingin tahu, silakan Anda amati mereka. Contohnya
saja anak-anak di sekitar lingkungan saya dan kebetulan saya sendiri mengambil
sampel dari 12 Sekolah Dasar di Kediri. Sebagian besar dari mereka sangat
mengenal Naruto. Saya yakin Anda pasti juga mengenalnya. Bukankah begitu? Uniknya,
banyak diantara mereka telah mencontoh gaya Naruto. Gaya bicara, gaya berkelahi, bahkan ada yang
berpenampilan dengan ikat kepala khas Ninja Konoha.
Atau Anda masih ingat beberapa
waktu yang lalu dalam tayangan tayangan di TV? Ketika maraknya tayangan gulat gaya bebas WCW dan SMACK DOWN. Banyak Anak-anak Indonesia
yang terinspirasi karenanya. Sehingga merekapun tertantang untuk
mempraktikkan itu dengan teman-temannya.
Dan kita semua tahu bahwa ini diberitakan di berbagai media masa bahwa fenomena
ini telah menelan korban jiwa.
Ketika menanjak ke usia remaja, keahlian menyontek ini masih tetap
melekat dan mengalami evolusi gaya baru. Begitu banyaknya aksi mesra dan mesum
di berbagai tempat di kota kita saja telah membuktikan itu. Saya biasa
jalan-jalan malam keliling kota dan saya telah membuktikan itu. Mereka
melakukan demikian tentu karena ada cotohnya. Banyak diantara remaja kita yang
hobi chatting (mungkin termasuk Anda ) apakah ini kebetulan? Banyak juga yang
mulai memakai gaya bicara yang aneh. Bahasa “slang” dan bahasa planet yang belepotan. Itu bagus dan kreatif. Saya
bangga karenanya. Tapi uniknya banyak yang tidak tahu tempatnya. Tentu Anda
sepakat dengan saya bahwa ini semu hasil mencontek. Bukankah begitu?
Kemudian ketika beranjak lagi ke
usia dewasa, ternyata keahlian menyonteknya masik menempel juga. Ya contohnya
saja kekerasan di STPDN beberapa waktu yang lalu. Yang jelas itu tidak lebih dari budaya
peninggalan para senior terdahulu yang mungkin tampak begitu asyik, akhirnya
adik-adik generasi berikutnya mencontek budaya tersebut. Dan bukankah para
Mahasiswa Indonesia adalah ahli demo? Ya…..Terlepas ada sisi positif atau
negatifnya, dan saya tidak mau berkomentar apakah itu Baik atau buruk, Tapi
yang jelas ini karena hasil mencontek dari para pendahulunya. Bagaimana juga
dengan fenomena Bintang Sinetron, Grup musik, Aktor / Aktris film atau
orang-orang terkenal yang lain? Banyak sudah dari generasi kita yang ingin
memiripkan diri dengan mereka. Perkataan, gaya hidup, penampilan, pakaian,
profesi, bahkan potongan rambut, potongan muka, potongan celana, potongan
kumis, potongan jenggot dan potongan-potongan yang lain.
Masuk usia tua, bahkan manula,
sekali lagi kita amati bahwa keahlian
menyontek ternyata tetap tidak mau lenyap juga. Betapa banyak para sesepuh
kita yang masih juga terinspirasi dari orang-orang yang dia anggap lebih. Merasa
kurang ganteng / cantik, melihat para artis sinetron seolah jiwa mereka
tergerak lagi. Melihat yang lebih kaya, seolah bagaimana caranya supaya Dia
juga bisa kaya, akhirnya mencontoh tehnik para orang kaya tersebut. Berapa
banyak pakaian batik dan baju koko terjual dalam setahunnya? Itu karena
pengaruh cotoh-mencontoh. Berapa unit sepeda motor yang terjual dalam setiap
bulannya. Ratusan ribu unit. Bahkan kini orang-orang seolah berlomba-lomba
mengajukan kredit motor atau barang-barang yang lain. Ini sepele…..Hanya karena
tetangga sebelah sudah, masa saya belum, dan banyak lagi alasan-alasan yang
lain.
Bagaimana orang juga bisa menjadi kaya hanya dalam waktu satu tahun atau bahkan kurang hanya dengan mencontoh ( persis ) satu konsep bisnis yang telah sukses...Sebagai contoh Waralaba dan Network Marketing...Yang hanya dengan mencontoh konsep yang sudah ada maka keberhasilan juga pasti akan tercapai...Hebat bukan?
Pingin bodoh,silakan mencontoh kebiasaan orang-orang bodoh...Ingin Kaya, silakan mencontoh cara-cara orang kaya...Ingin hidup susah, silakan tiru saja gaya hidup orang yang susah...Mau masuk surga, silakan lakukan apa yang dilakukan orang-orang yang dijamin surga...Sangat simpel ^_^
Kesimpulannya…..Bahwa setiap manusia diciptakan sebagai Contoh
dan sebagai Ahli mencontoh. Karena naluri manusia selalu begitu ( termasuk
saya dan Anda ), maka kini saya bertanya kepada Anda. Mana yang akan Anda pilih untuk dicontoh? Yang menguntungkan atau
yang merugikan Anda? Yang melanggar hukum Negara atau yang tidak? Yang
bertentangan ataukah yang sesuai dengan ajaran Agama Anda?
Mari kita memilih contoh yang TerBaik. Karena hidup adalah sebuah
pilihan. Keberhasilan kita di masa
depan dan bahkan hingga ke akhirat ditentukan oleh contoh-contoh yang kita
ikuti hari ini.
Bagaimana pendapat Anda?
Salam ceria dari saya ^_^
Ari Suwandono
Comments :
0 komentar to “Keahlian Menyontek yang Menentukan Masa Depan”
Posting Komentar